Thursday, June 17, 2010

Kabupaten Tambrauw, Papua Barat


Kabupaten Tambrauw, terletak di puncak kepala burung provinsi Papua Barat. Kabupaten Tambrauw merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Sorong, sejak 2008 terdapat 6 distrik yang dimekarkan, distrik tersebut adalah distrik sausapor, yembun, fev, kwoor, abun, miyah dengan fev diputuskan untuk menjadi ibukota kabupaten Tambrauw. Namun ada beberapa masyarakat yang menginginkan pemekaran lebih sehingga pada februari 2010, mahkamah konstitusi menetapkan kab. Tambrauw menjadi 11 distrik yang dimekarkan juga dari distrik dari kabupaten Manokwari.


Kenyataan tersebut tidak sesuai dengan apa yang ternyata terjadi di sini, setelah 2 minggu di kota sorong, menunggu keberangkatan ke distrik, saya mendapat kejelasan bahwa ternyata distrik yang saat ini dianggap wilayah kabupaten Tambrauw adalah Sausapor, Kwoor, Abun (ketiga distrik ini merupakan wilayah pesisir pantai) serta Fev, Yembun, Miyah, dan Shujak (keempat yang terakhir ini adalah wilayah pedalaman). Untuk meraih Sausapor, Kwoor, Abun diperlukan jalur Laut sebelah Utara kepala burung yang berbatasan dengan samudera Pasifik. Sedangkan 4 distrik lainnya, ada yang butuh jalur darat, laut, udara, dan bahkan kombinasi dari ketiganya.


Saat ini akses ke kabupaten tambrauw, papua barat sangat lah sulit. Bahkan dari satu distrik ke distrik lainnya seringkali diperlukan jalur memutar melewati kabupaten sorong, kota sorong, kabupaten sorong selatan dan manokwari, ada yang memakan waktu 7 jam perjalanan laut, bahkan ada yang membutuhkan waktu berjalan kaki satu minggu melewati hutan dan gunung. Ini semua dikarenakan lokasinya yang merupakan daerah Pegunungan Tambrauw (Gunung Kwoka).





Walaupun saat ini ibukota kabupaten adalah distrik Fev, pusat pemerintahan serta kantornya masih
berada di distrik Sausapor. Ini dikarenakan akses ke Fev sangatlah sulit, harus menggunakan pesawat kecil dari kota sorong. Pesawat ini tidak tersedia untuk umum kecuali carter, yang tentunya sangat mahal. Sedangkan untuk mencapai distrik Sausapor hanya perlu sekali naik kapal dari pelabuhan rakyat di kota Sorong. Kapal yang melayani rute ke Sausapor adalah kapal perintis yang menuju Manokwari, berangkat dari kota sekitar satu minggu sekali, biasanya malam, dan membutuhkan waktu 7-8 jam untuk tiba di Sausapor. Ada satu kapal lagi (Geovani) yang bisa digunakan, namun saat ini kapal sedang tidak beroperasi karena rusak. Biaya kapal perintis ini adalah 50 ribu, sedangkan untuk Geovani adalah 100 ribu.


Walaupun banyak kantor pemerintah di distrik Sausapor, cukup sering kantor ini sepi. Saat ini di Sausapor tidak mendapat sinyal operator seluler, juga tidak tersedia listrik di siang hari, dan kondisi air tidak begitu bagus untuk minum. Dan warung-warung yang berjualan kebutuhan pokok walaupun masih tersedia, namun sangat mahal. Seperti halnya botol air mineral ukuran 1,5 Liter, disini dijual 8-10 ribu rupiah. Karena hal inilah, komputer dan alat-alat elektronik yang berada di kantor tidak bisa digunakan saat jam kerja. Listrik PLN menyala dari jam 6pm – 12pm. Tersedia telepon satelit di wartel, dengan tariff 9 ribu per menit. Sebagai gambaran, distrik ini adalah distrik termaju nya kabupaten tambrauw. Saat ini terdapat kantor pemerintahan sementara di kota sorong yang bertujuan untuk memudahkan kerja pemda Tambrauw.


Walaupun Kabupaten Tambrauw dimekarkan pada tahun 2008, sama dengan kabupaten Maybrat (Pemekaran kab.sorong selatan), kondisi Tambrauw saat ini masih tertinggal dibanding Maybrat. Tambrauw baru memiliki pejabat DPR pada tahun 2010 ini, dan kondisi pegunungan mengakibatkan akses jalan darat sulit. Pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan yang diprioritaskan banyak yang belum bisa berjalan. Saat ini bupati Tambrauw masih merupakan Pejabat Bupati dan pemerintahan masih tergantung dari kabupaten Sorong.


Jalan akses darat dari kota sorong atau kabupaten manokwari ke ibukota kabupaten, Fev, masih terputus di beberapa titik seperti di jalan pantai utara dan tengah hutan, sehingga transportasi saat ini untuk menuju fev adalah dengan pesawat kecil carter-an. Sedangkan akses ke distrik pusat pemerintahan Sausapor hanya bisa melalui laut dan tersedia hanya satu minggu sekali.

7 comments:

  1. mungkin Mereka merasa kurang percaya jika ada yang mengatakan "Pejabat Bupati Tambrauw masih sangat tergantung pada Pejabat Bupati induk sorong", namun itulah kenyataannya,,, tak dapat berdiri sendiri, sehingga proses pembangunannya pun masih bergantung.

    ReplyDelete
  2. Sekarang Jalan darat yang menghubungkan Kabupaten Sorong dan Ibu kota Kabupaten Tambrauw telah tembus yaitu melewati kampung Malaunkarta Distrik Makbon lewat Kampung Mega distrik Moraid dan tembus ke sausapor dan jalan ke Fef juga udah tembus di kerjakan bahkan telah melewati Sausapor, werur, werbes, hopmare dan masuk Kwoor, di perkirakan akhir 2011 jalan udah tembus sampai di Distrik Amberbaken. Semuanya itu keberhasilan dari mantan penjabat Bupati Drs, MENASE PAA, M.si yang skarang udah bersiap2 untuk maju Bupati Devinitif Kabupaten Tambrauw April 2011

    ReplyDelete
  3. wah,, setahu ku, itu kan jalan trans buatannya pak gubernurrrrr,...bukan mntan karaternya...

    ReplyDelete
  4. Bang Dika, itu foto sama Kak Yustus Malak dimana? di Moraid kah? Haha.. Bgmn ya kabar terkini sejak Pak Gabriel Asem naik? Blog nya dr. Dika jadi media yang bagus untuk membangun Tambrauw nih kayaknya.. :)
    Kenneth (Sausapor)

    ReplyDelete
  5. Hai kenneth, hehe..semoga bisa buat bayangan lah bagi dokter2 ptt dan teman2 yang tiba-tiba harus ke kabupaten ini. Kak yustus kadang masih suka nelp aku, dia baru nikah kemarin (istri kedua lho), hehe.. Selamat yah Kak Yustus Malak.. :)

    Hai max, iya, jalan itu proses pembuatannya saat saya masih tugas disana, namun dulu hanya tembus sampai sausapor saat pak gubernur mau lewat saja, kurang lebih 2 minggu setelah nya selalu ada saja jembatan yang runtuh sehingga kita tidak bisa menyebrang dengan kendaraan. Di jalan Trans Papua itu banyak sekali sungai lebar yang dilewati dan sering sekali jembatan itu runtuh, semoga saja konstruksi sekarang lebih kuat dan tidak putus2 lagi.

    Dulu sebelum akhir masa tugas saya, melalui Malaumkarta dan hampir sampai di moraid ada satu sungai yang jembatannya putus, dari sana L200 tidak bisa lewat dan kita terpaksa nyebrang menggunakan longboat untuk nyeberang hanya selebar 5 meter, dan warga sana meminta 20rb/orang..hehehehehe..Alahmak kakak.. sa sangat terkejut saat itu..

    ReplyDelete
  6. tambrauw paling indah apalagi di lembah kebar

    ReplyDelete